Kemarin udah bikin Itinerary yang menggiurkan disini, gimana aktualnya?
Pada saat memulai perjalanan ini aku berprinsip gak mau ditargetin perjalanan harus sesuai itinerary. Toh ke sini dalam rangka liburan yang lumayan memakan waktu lama pulak, jadi gak mau liburan jadi bikin capek dan gak dinikmatin. okelah…
Day 1, tiba di bangkok jam 16.10
Nyampe Bangkok udah niat kali naik bus menuju hotel, soalnya kalo diliat di google map gak ribet-ribet amat. Dengan langkah pasti kami naik bus no 29. Tiba-tiba si ayang nanya ke salah satu penumpang dan muncul keraguan. Setelah 2 kali naik turun bus, akhirnya kami putuskan naik taxi. Dan setelah dilihat lagi ternyata bus yang kami naikin tadi sebenarnya udah pas. Pelajaran pertama, pasang GPS dan gak usah tanya sana sini 😀
Hari pertama dihabiskan dengan mengeksplor di sekitar penginapan dan Khaosan Road, alias cari tempat makan halal. Ketemu Taj Mahal restaurant yang harganya sesuai namanya, mahal.
Day 2
Setelah sarapan di hotel, kami menuju Vimanmek Mansion naik bus. Yak kami berhasil naik bus! Pelajaran kedua, naik bus pagi-pagi di jam berangkat anak sekolah, gratis loh!
Vimanmek mansion adalah tempat kediaman King Rama V yang dibangun pada tahun 1900-an, itu kata mbah Wiki. Sayang masuk kedalam gak boleh bawa kamera, bahkan alas kaki pun dititip di loker. Yang doyan vintage-vintage-an pasti ngiler liat perabotan dan pernak perniknya. Aku bahkan gak ngeh kalo ini dulu tempat tinggal raja apa, karena lebih fokus liatin furniture dan pajangan keramiknya. Katanya seluruh bangunan ini terbuat dari kayu jati asli yang dilapisi emas hingga disebut ”The World’s Largest Golden Teakwood Mansion”, tapi sampe saat ini masih gak ngeh emasnya dimana :))
Pulang dari sini udah waktunya jam makan siang, jadi rencana ke Siriraj Hospital dibatalkan. Kami balik ke Khaosan Road, makan siang pake pizza di Sarah Restaurant. Harganya sesuai dengan besarnya ukuran dan keju dimana-mana.
Hujan turun tapi tak menyurutkan langkah ke Wat Arun. Pelajaran ketiga, sedia payung sebelum hujan, jadi gak perlu beli payung segala. Dari Khaosan Road ke Wat Arun kami naik kapal bendera kuning yang menyusuri sungai Chaophraya.
Penasaran dengan martabak halal yang terkenal di Khaosan Road, akhirnya kami berhasil makan malam disitu, ternyata tempatnya dipinggir jalan dan kami makan di tempat duduk yang disediakan di kaki lima. Disekitar tempat makan itu banyak menemukan wanita berhijab yang sedang lalu lalang, dan menemukan tempat makan bakso halal juga *tapi gak dicobain*. Perut kenyang, dan saat jalan pulang menuju hotel kami mendengar suara azan. Ternyata di salah satu gang di depan Khaosan Road ada mesjid. ok besok balik lagi kesini, buat cari sarapan.
Day 3
Kami sarapan di depan mesjid. Bisa makan nasi di tempat ini tanpa keraguan halalnya itu rasanya benar-benar nikmat. Aku pesan sop dan si ayang pesan ayam goreng pake udang di tauco plus pete. Iya, pete juga naik daun disini! Sayang gak difoto karena udah kelaparan duluan liat sarapan berat yang murah meriah ini.
Dari hotel ke bandara naik taxi, dan kami tiba di krabi jam 15.20. Nyampe hotel langsung sholat dan buru-buru ke Ao Nang beach demi mendapatkan sunset. Sunsetnya sih dapet, tapi langsung badmood duluan karena ditipu tuk-tuk 60 THB ke pantai. Ya sudah lah… Namanya juga ngejar sunset, walau sebenarnya dapet free shuttle bus dari hotel yang jadwalnya 1 jam sekali.
Mau cari makan malam disini gak sulit karena mayoritas penduduknya muslim. Pertama tiba di Ao Nang kami makan malam di Bamboo Restaurant yang harganya lumayan mahal.
Day 4
Kami pesan tour ke Phi phi Island dan Maya Bay dari hotel. Ternyata hotel tempat kami menginap (Ao Nang Cliff View Resort) dan Baraccuda Tour, satu pemilik. Jadi kami lumayan dapat harga yang murah dibanding yang lain. Pelajaran keempat, gak usah repot tanya sana sini kalau mau ikut tour, tanya aja sama hotelnya.
Makan malam di salah satu restauran Italy di pinggir pantai Ao Nang, Beccofino Restaurant, yang harga pizzanya ramah kalii…
Day 5
Hari terakhir di Ao Nang, bertepatan hari Jumat. Kami nyobain sholat di mesjid terbesar disini. Makan siang di pinggir jalan aja, nyobain tom yam dan pad thai yang rasanya mantap dan murah meriah pulak.
Sebelum balik ke Bangkok, kami eksplore hotel. Ada kolam renangnya tapi gak sempat berenang disini. Ya sudah, buat sesi foto-foto aja…
Day 6
Nggak ke Bangkok namanya kalo gak pake acara belanja-belanja, dan wajib mengunjungi Chatuchak Weekend Market yang buka hanya di hari sabtu dan minggu. Pengalaman dari perjalanan tahun 2012 yang lalu, belanja akan membuat kaki gempor segempor-gempornya, jadi pelajaran ke lima, carilah penginapan yang dekat dengan BTS supaya gak capek kali jalan apalagi ditambah bawa beban belanjaan yang berat, tentu aja yang dekat dengan makanan halal juga. Kami menginap di King Royal Garden Inn yang tepat berada di bawah BTS Surasak. Hotel jadul tapi bersih, fasilitas lengkap dan kamarnya luas kaliii… ada bedthub dan kulkas segala.
Gak sempat foto-foto di Chatucak karena heboh belanja, cuma ada foto di Saman Restaurant. Banyak pilihan makanan disana tapi ujung-ujungnya pesan bakso. Bakso disini beda, rasanya hambaaarrr…. Karena micin, garam, cuka, disajikan diatas meja bersamaan dengan kecap, saos, dan cabe bubuk. Jadi kita disuruh meramu sendiri.
Day 7
Balik lagi ke Chatucak, soalnya semalam belom puas 😀
Malamnya kami ke Asiatique. Ini salah satu tempat paling favorit buat foto-foto, sunsetnya bagus! Nggak lupa naik Bangkok eye, salah satu wish list di Itinerary :D. Untuk ke tempat ini sangat mudah, ada free shuttle boat setiap 15 menit sekali di jam 16.00 – 22.00 dari BTS Saphan Taksin.
Day 8
Selama di King Royal Garden Inn kami sarapan dengan oat meal pake ikan teri kacang tanah karena takut makanan yang disiapkan hotel gak halal. Sebelum berangkat kesana kemari perut udah dalam keadaan kenyang. Sebenarnya di luar hotel ada jual buah, tapi takut mules karena gak diisi protein.
Biar gak kelihatan belanja mulu, kami ke Jim Thompson House dan Museum. Jim Thompson adalah warga kebangsaan Amerika yang pada awalnya datang ke Thailand dikirim oleh negaranya sebagai prajurit. Belakangan Jim Thompson sangat tertarik dengan Thailand dan menjadi pengusaha sutra. Jim Thompson menetap di Thailand dan mendirikan rumah yang selesai pada tahun 1959, bayangkan dia tinggal sendiri di rumah sebesar itu. Hobinya mengkoleksi barang antik dan kehidupannya menjadi misteri hingga saat ini. Jim Thompson menghilang saat melakukan perjalanan ke Malaysia tahun 1967. Kini rumahnya dikelola oleh pemerintah Thailand dan dijadikan Museum. Dan seperti biasa, gak bisa bawa kamera ke dalam karena semuanya dititip di loker.
Dari Jim Thompson kami jalan kaki ke MBK buat makan siang di food courtnya. Kirain bakalan murah, tapi ternyata disinilah tempat kami makan paling mahal 😦
Day 9
Tanpa direncanakan kami ke Lumphini Park buat sesi foto. Lumayan lihat yang hijau-hijau buat refreshing. Makan siang di Beirut Restaurant yang lokasinya masih disekitar sini. Restaurant ini adalah rekomendasi penduduk muslim lokal disini. Rasanya? kalau lapar semuanya enak kok… 😀
Setelah itu kami Terminal 21 yang tak sesuai harapan dan lanjut ke Platinum, cuma buat liat-liat aja kok… *umpetin tas belanjaan*
Day 10
Sebelum pulang kami mencoba Muslim Restaurant yang dekat dengan hotel. Hari-hari sebelumnya kami udah kesini tapi tutup mulu, ternyata restauran itu buka dari jam 7 pagi hingga jam 6 malam. Jelas udah tutup lah kalau kesitunya malam. Pelajaran keenam, sebelum mengunjungi tempat, ada baiknya searching dulu di google untuk liat jam buka dan biayanya.
Akhirnya impian menggunakan berbagai macam transportasi selama disini tercapai. Kami tiba di Medan jam 18.35 dengan bawaan yang beranak pinak 😀