Review causewaybay inn Hongkong

Lobi dan kamar

Kali ini pengen review penginapan kami selama di Hongkong tanggal 10-14 Agustus 2017 yang lalu. Tumben yaahhh… Soalnya aku ngerasa puas menginap di salah satu penginapan terbaik yang di rekomendasikan tripadvisor. Perlu diketahui, jumlah kamar yang tersedia di Causewaybay inn cuma ada 3 kamar! Jadi beruntung kali kalau bisa menginap disitu.

Biasanya kalau mau liburan, 6 bulan sebelumnya aku udah cari-cari penginapan. Segala macam website dibuka untuk membaca review penginapan, terutama tripadvisor. Yang paling dipertimbangkan biasanya kalau di luar negeri adalah dekat dengan makanan halal, akses, dan harga. Dan Causewaybay inn ini memenuhi semua kriteria tersebut. Asyik kaannn…

Pemandangan dari jendela kamar, persimpangan times square

Causewaybay inn terletak di daerah Causewaybay yang terkenal dengan rate harganya yang di atas rata-rata. Berada dekat dengan Masjid Ammar, jadi gak heran di daerah ini banyak makanan halal. Gedungnya berada di depan times square, dekat dengan halte bus, halte tram ding ding, dan mtr! Mau kemana-mana gampaaang…

Hongkong itu ibarat hutan beton, kemana kaki melangkah yang ada gedung-gedung tinggi. Orang berniaga tidak hanya di lantai dasar, ada di lantai atas juga! Seperti restoran Aladin Mess yang berada di lantai 2, begitu juga Causewaybay inn yang berada di lantai 1 sebuah gedung. Gak perlu khawatir, ada lift disana, walaupun liftnya lift jadul yang pintunya pakai pintu harmonika dan buka tutupnya manual… hohoho…

Untuk reservasi hanya bisa melalui http://www.causewaybayinn.com. Seperti yang aku sampaikan di awal, hanya ada 3 kamar yang tersedia dengan 3 tipe kamar yang berbeda. Untuk lebih jelasnya bisa langsung kunjungi websitenya, karena aku hanya menjelaskan tentang kamar yang kami inapi, kamar no 3.

Kamar no 3

Kamar no 3 ini adalah kamar dengan tipe tertinggi, terdiri dari 1 tempat tidur double dan 1 tempat tidur single. Aku memilih kamar ini karena kami membawa anak bayi, jadi aku mengusahakan agar kami semua bisa beristirahat dengan cukup tanpa sempit-sempitan. Perlu diketahui, tempat tidur double di luar negri itu biasanya ukuran 5 kaki, sementara dikeseharian kami memakai ukuran 6 kaki. Selain itu kamar no 3 ada bathtub yang bisa aku manfaatkan sebagai bak. Maklum aja, anak bayinya belum bisa pakai shower… hehehe… Tanpa pikir panjang aku pilih kamar no 3.

Ada jendela!

Untuk harga kamar no 3 ini kurang lebih hampir sama dengan harga promo hotel group Butterfly yang berada di sekitar Causewaybay. Kalau di hotel Butterfly kita harus tambah extra bed lagi, yang artinya harus tambah biaya juga. Dan untuk kamar standart di hotel butterfly, jangan harap ya dapat yang ada jendelanya, ketutup beton semua! 

Kalau diizinkan kembali liburan ke Hongkong mungkin aku akan menginap disini lagi. Karena hanya ada 3 kamar, jadi kalau sudah fix sebaiknya langsung reservasi. Kami sudah reservasi 3 bulan sebelum kedatangan. Kami request tambahan bantal dan selimut untuk benteng pinggir tempat tidur Gilang, disiapkan juga loh…

Hongkong-Macau, 10-14 Agustus 2017

Terakhir liburan keluarga yang benar-benar liburan itu di Desember 2014, dan sekarang liburannya nambah 1 anggota, si anak bayi kami GILANG! Udah kebayang lah ya gimana hebohnya bawa anak bayi. Kamera pocket emaknya mesti disingkirkan, toh gak akan sempat foto narsis dengan berbagai gaya. Cukup kamera hp aja.

DAY 1

Jam 5 pagi anaknya udah dipaksa bangun dan mandi, untungnya gak pake rewel karena di malam malam sebelumnya udah bisik bisik ke si anak kalo kita mau jalan jalan naik pesawat. Gak tau dia emang ngerti apa nggak, tapi ni anak sepanjang jalan anteeeng kaliii…

Baru sampe bandara Kualanamu udah ada drama kelebihan bagasi, padahal di hari sebelumnya aku protes ke papanya Gilang karena dia salah beli bagasi. Bagasi pergi 20 kg bagasi pulang 40 kg, “untuk bagasi aja kita abis 1 juta” protesku setelah print itinerary dan invoice dari airasia di hari sebelumnya. Nyatanya adegan pindah-pindahkan barang harus dilakoni di bandara, dari kopor yang satu ke kopor yang lain, jadilah 7 kg di kabin 22 kg di bagasi (dikasi dispensasi 2 kg, alhamdulillah!)

Perjalanan berjalan lancar, sekitar jam 8 malam kami tiba di Hongkong. Begitu ambil bagasi kami dikejutkan dengan kondisi kopor yang sudah tak bergembok lagi, isinya berantakan. Syukurnya gak ada barang yang hilang. Gak tau insiden buka paksa kopor ini terjadi di Kualanamu atau di KLCC2. 

Perjalanan dari HKIA ke penginapan dengan bus pun lancar jaya gak pake kesasar. Hongkong emang negara dengan banyak pilihan transportasi yang memudahkan wisatawan.

DAY 2

Rencana hari ini berubah dari itinerary, kita mau langsung ke Macau aja biar hari terakhir bisa bebas belanja dan explore sekitar penginapan yang tepat berada di depan timesquare. Tapi tetap aja, kami gak maksain Gilang, nungguin dia bangun tidur dulu baru bisa mulai gerak. Jam 9 Gilang bangun dan jam 10 lewat baru keluar penginapan. Jadilah berangkat ke Macau dengan turbojet jam 11.50. Ok lah… tak apa…

Hari jumat di Macau, artinya harus nyobain sholat jumat di negri orang. Semacam jadi kewajiban bagi kami mengunjungi mesjid di luar negeri, mau lihat bagaimana muslim di negara lain. Udah googling masjid yang ada di Macau selagi nungguin Gilang bangun, cuma masih buta jalan menuju kesananya.

Tiba di Macau, ada banyak selebaran peta disana. Untungnya di peta ada gambar mesjid yang satu-satunya di Macau itu. Terlihat dekat dan bisa di tempuh dengan jalan kaki, tapi lumayan juga jalan kaki hampir 30 menit mengelilingi water reservoir. 

Khotbah sudah dimulai, papanya langsung ambil wudhu dan aku duduk manis sambil merenungi betapa beruntungnya tinggal di Indonesia, kemana kaki melangkah ditemukan mesjid. Sedangkan di Macau hanya ada mesjid itu, semua muslim di penjuru Macau kumpul di mesjid itu tiap jumat. Hingga sudah masuk rakaat kedua pun masih banyak yang datang berlarian, mungkin karena keterbatasan waktu.

Sehabis jumatan ada makan bersama, beruntung kami bisa hemat waktu cari makanan halal dan hemat uang juga. Lumayan loh, dibekali juga buat makan malam.

Dari mesjid kami kembali ketempat kedatangan tadi, karena dari situ ada bus gratis ke Venetian. Ramenya Venetian luar biasa, kami cuma foto-foto sebentar kemudian cari egg tart yang katanya halal dan fenomenal dengan merek Lord Stow’s. 

Dari Venetian ke City of Dreams yang isinya lagi lagi seperti mall. Kalo nggak ada rencana nonton pertunjukan Dancing in the water yang harga tiketnya 500ribu per orang kalau di rupiahkan, mending skip aja ke tempat ini.

Kami lanjut ke Senado Square. Mungkin karena hari sudah malam, aku gak merasa begitu istimewa. Hanya beberapa bangunan kuno yang dipenuhi lapak jualan makanan pork kering (seperti dendeng) dan minuman. Jalan ke dalam sekitar 15 menit ada Ruin’s St Paul.

Saat buat itinerary aku udah ngerasa kalau ke Macau harus nginap, apa dikata kami udah terlanjur booked penginapan di Hongkong, jadilah semuanya serba buru buru. Kami harus mengejar turbojet pulang jam 22.50. Kurang menikmati Macau, waktu banyak dihabiskan dengan jalan kaki.

Day 3

Sepulang dari Macau kami tiba di penginapan jam 1 lewat tengah malam. Jadilah paginya Gilang bangun jam 11. Hari ke 3 kami rencana nyantai aja, ke mesjid Ammar yang dekat dengan penginapan sekalian makan siang di kantinnya dan ke The Peak.

Gak nyangka kalau tram menuju The Peak pake acara ngantri sampe 2 jam lebih! Hari panasnya bukan main lagi! Sangat bersyukur Gilang bisa diajak kompromi. Lumayan di The Peak ada jual oleh oleh murah meriah. Direkomendasikan kalo beli oleh oleh souvenir mending disini aja. Setelah lihat pemandangan malam kota Hongkong dari ketinggian yang ramenya bukan main, kami langsung balik naik bus dan pake ngantri berjam-jam juga! Tiba di penginapan udah jam 11 malam aja…

Day 4

Tobat ngantri, sebelum jalan kami googling Ngong Ping. Ternyata gak jauh beda, mau naik Cable car bisa ngantri sampe 3 jam katanya. Sudah lah, kami belanja aja ke Citygate. Tapi sebelumnya kami lihat-lihat times square yang lagi lagi isinya tempat belanja semua.

Sebelum bertualang wajib isi perut dan bawa bekal, singgahlah kami di Ebeneezer’s Kebab & Pizza yang katanya salah satu makanan yang wajib dicoba.

Di Citygate banyak jual barang branded yang harganya nyungsep, tapi yah… tetap aja gak terbeli, karena masih jauh diatas standart kita bokkk… Tapi lumayan, disini kami berhasil beli 2 pasang sepatu Timberland buat aku dan papanya Gilang yang masing-masing harganya gak nyampe sejuta. Kalo di Indonesia udah 3 juta sepasang lohhh… 

Beli setengah lusin body butter bodyshop yang harganya cuma sekitar 350 ribu, bedak yang biasa aku pakai juga setengah harga dari di Indonesia. Belakangan baru tau kalau bodyshop lagi promo ulang tahun, tapi tetap aja jauh lebih murah harga di Hongkong. Dan aku nyesal gak ambil parfumnya yang cuma 120 ribu, kemaren ngecek di centre point Medan biar udah diskon harganya 335 ribu.

Dari Citygate langsung balik ke penginapan, makan malam di Aladin Mess yang berada di times squares, setelah itu lagi lagi belanja Uniqlo yang tokonya berada di belakang penginapan.

Day 5

Dari penginapan ke bandara kami naik bus. Bisa dibayangin yah jalan menuju tempat pemberhentian bus sekitar 20 menit, kami bawa 3 kopor dan sambil dorong stroller Gilang. Benar-benar perjuangan! Soalnya udah coba cek, kalau naik uber dari penginapan ke bandara kena 700 ribu aja… Gak rela!

Kalau gak sempat belanja, di HKIA juga banyak tempat belanja yang harganya lumayan murah. Kami beli kaos Bellagio buat para keponakan yang harganya sekitar 70 ribu. Lumayan kannn…

Alhamdulillah pulangnya gak ada drama kelebihan bagasi lagi walau kopor beranak. 

Pengalaman ke Hongkong ini mirip saat kami ke Bangkok pertama kali, kurang menikmati karena daerah wisatanya gak sesuai harapan. Terlalu ramai dan ngantri. Semoga lain waktu diberi kesempatan kembali ke sini buat menikmati lingkungan dannn belanjanyaaa…  Gak nyangka hampir semua yang berada di Itinerary dijalani. Anak bayinya emang juara… 

Itinerary Hongkong

Waktu keberangkatan semakin dekat. Emaknya Gilang excited beraattt….

DAY 1 (Kamis) –> Causewaybay inn

Octopus card 150 HKD per orang.

Beli sim card Discover Hongkong Tourist, pemakaian 7 hari 98 HKD.

Airport bus ada di sebelah kanan setelah arrival hall, naik bus A11 atau E11.

E11

Turun di Tin Hau naik ding ding tram 2.4 HKD.

tin hau

DAY 2 (Jumat)

Islamic Centre Canteen

icc

The Peak –> the peak tram 32 HKD to sky terrace (the peak tower) 50 HKD

 peaktram

Tin Lok Lane – Cotton Tree Drive 2.4 HKD

keluar menuju terminal bus di seberang The Peak. Pilih bus nomor 15 menuju terminal Central (9.8 HKD). Bus akan berhenti di halte yang dekat dengan stasiun MTR Central. Lanjutkan  perjalanan MTR Central ke MTR Tsim Sha Tsui (9.7 HKD).

Kwoloon Park, Symphony of Lights, Victoria Harbour, Avenue of Star, Nathan Road – Salisbury Road, melewati Museum of art, curtural center, Ladies Market.

Star Ferry Pier (3HKD) dekat clock tower menuju wan chai. Tonochy road –  Foo Ming Street 2.4 HKD.

wan chaiferry

Day 3 (Sabtu) –> Ngong Ping

causeway

causeway bay – Tung Chung (22.4 HKD), naik bus New Lantao No. 23 yang berada di samping Citygate Outlets 27 HKD.

Ngong ping village (Giant Buddha), Po Lin Monastery, Wisdom Path.

Balik ke Citygate Outlets naik Cable car 185 HKD.

Naik bus new lantao no 23 (27 HKD), tung chung-causeway bay (22.4 HKD)

DAY 4 (Minggu) –> Macau

macau

Causeway Bay station to Sheung Wan Station (5.3 HKD), naik ke lt 3 mall dan ke Shun Tak Centre.

Shuttle The venetian (food court halal), city of dreams (depan venetian), lantai bawah city of dream ada free shuttle (sintra shuttle) ke grand lisboa (kanan) senado square (kiri), jalan kaki ke Ruins of St. Paul’s, sholat di Mount Fortress.

Kembali ke City of dreams utk free shuttle ke macau ferry terminal.

Sheung Wan – Causeway Bay (5.3 HKD)

DAY 5 (Senin)

hkia

Keliling Causeway bay, Victoria park dll (2.4 HKD)

Hongkong station – airport 100 HKD

Causeway Bay – Central 5.3 HKD

Perkiraan biaya transportasi per orang: 877.8 HKD

 

Persiapan ke Hongkong 1

Sejak tiket berada di tangan, sebenarnya hampir tiap hari aku ngacak-ngacak google. Gak ada yang dikhawatirkan sebenarnya selama si ayang berada di samping *eciyee..*. Cuma ya gitu, karena liburan kali ini bawa anak mudanya yang belum genap 2 tahun, jadinya semuanya harus diperhitungkan, dimulai dari kondisi cuaca yang mesti di-matching-kan sama busana, makanan yang konon katanya susah susah gampang dapet yang halal, sampe urusan penginapan yang dekat stasiun + bersih + nyaman.

Perjalanan Kualanamu-Hongkong dan sebaliknya memakan waktu 7-8 jam dengan transit Kuala Lumpur. Ini adalah perjalanan pertama Gilang naik pesawat dan perjalanan kami yang paling lama. Maka dari itu, emaknya mesti memikirkan hal sekecil apapun. Untung aja kemaren langsung kepikiran untuk pesan bagasi pulang pergi dan pesan makanan pesawat juga, padahal dulu waktu masih berdua gak perlu bagasi. Kalau singgah di KL artinya harus siapkan budget buat tukar Ringgit juga.

Sekitar bulan lalu kami sudah booking penginapan. Selama di Hongkong kami rencananya menginap di Causewaybay Inn. Causewaybay berada di Hongkong Island, kemana kaki melangkah kita akan menemui pusat perbelanjaan. Astagaaahhh… Aku merasa dimanjakaaannn…. hahaha…

Causewaybay inn - Masjid Ammar

Causewaybay Inn to Masjid Ammar

Sebenarnya, alasan utama kami memilih penginapan di Causewaybay Inn karena dekat dengan Mesjid, artinya ada banyak makanan halal di sekitar situ. Untuk akses kemana-mana, tepat di depan Causewaybay Inn ada stasiun tram yang bisa mengantar kita keliling Hongkong Island dengan biaya murah meriah, jauh dekat 2.30 HKD! Mau ke stasiun MTR atau halte bus juga dekaattt…

Awalnya kami ingin memilih Morrison Boutique Hotel yang ada banyak di sekitar situ yang harganya sama, hanya saja khawatir tempat tidur yang disiapkan ukuran 5 kaki seperti pengalaman menginap di Boutique Hotel di Singapore. Di Causewaybay Inn kami memesan 1 kamar yang berisi 1 tempat tidur double dan 1 tempat tidur single dengan kamar mandi di dalam. Kalau melihat berbagai review di tripadvisor, mudah-mudahan kami tidak salah memilih penginapan. Fasilitasnya juga lengkap, tidak kalah dengan fasilitas Boutique Hotel yang lain.

Jika ada perubahan jadwal penerbangan yang biasanya sering terjadi di maskapai AirAsia, rencananya kami menginap 1 malam di Macau. Ya Allah, semoga ada perubahan jadwal sehingga kami bisa berangkat sehari lebih awal untuk menginap di Macau, Amiiinnn…

 

Catatan Perjalanan Bangkok – Krabi, 1-10 Desember 2014

Kemarin udah bikin Itinerary yang menggiurkan disini, gimana aktualnya?

Pada saat memulai perjalanan ini aku berprinsip gak mau ditargetin perjalanan harus sesuai itinerary. Toh ke sini dalam rangka liburan yang lumayan memakan waktu lama pulak, jadi gak mau liburan jadi bikin capek dan gak dinikmatin. okelah…

Day 1, tiba di bangkok jam 16.10

Nyampe Bangkok udah niat kali naik bus menuju hotel, soalnya kalo diliat di google map gak ribet-ribet amat. Dengan langkah pasti kami naik bus no 29. Tiba-tiba si ayang nanya ke salah satu penumpang dan muncul keraguan. Setelah 2 kali naik turun bus, akhirnya kami putuskan naik taxi. Dan setelah dilihat lagi ternyata bus yang kami naikin tadi sebenarnya udah pas. Pelajaran pertama, pasang GPS dan gak usah tanya sana sini 😀

????????Hari pertama dihabiskan dengan mengeksplor di sekitar penginapan dan Khaosan Road, alias cari tempat makan halal. Ketemu Taj Mahal restaurant yang harganya sesuai namanya, mahal.

Day 2

Setelah sarapan di hotel, kami menuju Vimanmek Mansion naik bus. Yak kami berhasil naik bus! Pelajaran kedua, naik bus pagi-pagi di jam berangkat anak sekolah, gratis loh!

DSC_0264Vimanmek mansion adalah tempat kediaman King Rama V yang dibangun pada tahun 1900-an, itu kata mbah Wiki. Sayang masuk kedalam gak boleh bawa kamera, bahkan alas kaki pun dititip di loker. Yang doyan vintage-vintage-an pasti ngiler liat perabotan dan pernak perniknya. Aku bahkan gak ngeh kalo ini dulu tempat tinggal raja apa, karena lebih fokus liatin furniture dan pajangan keramiknya. Katanya seluruh bangunan ini terbuat dari kayu jati asli yang dilapisi emas hingga disebut ”The World’s Largest Golden Teakwood Mansion”, tapi sampe saat ini masih gak ngeh emasnya dimana :))

DSC_0268Pulang dari sini udah waktunya jam makan siang, jadi rencana ke Siriraj Hospital dibatalkan. Kami balik ke Khaosan Road, makan siang pake pizza di Sarah Restaurant. Harganya sesuai dengan besarnya ukuran dan keju dimana-mana.

????????Hujan turun tapi tak menyurutkan langkah ke Wat Arun. Pelajaran ketiga, sedia payung sebelum hujan, jadi gak perlu beli payung segala. Dari Khaosan Road ke Wat Arun kami naik kapal bendera kuning yang menyusuri sungai Chaophraya.

Penasaran dengan martabak halal yang terkenal di Khaosan Road, akhirnya kami berhasil makan malam disitu, ternyata tempatnya dipinggir jalan dan kami makan di tempat duduk yang disediakan di kaki lima. Disekitar tempat makan itu banyak menemukan wanita berhijab yang sedang lalu lalang, dan menemukan tempat makan bakso halal juga *tapi gak dicobain*. Perut kenyang, dan saat jalan pulang menuju hotel kami mendengar suara azan. Ternyata di salah satu gang di depan Khaosan Road ada mesjid. ok besok balik lagi kesini, buat cari sarapan.

Day 3

Kami sarapan di depan mesjid. Bisa makan nasi di tempat ini tanpa keraguan halalnya itu rasanya benar-benar nikmat. Aku pesan sop dan si ayang pesan ayam goreng pake udang di tauco plus pete. Iya, pete juga naik daun disini! Sayang gak difoto karena udah kelaparan duluan liat sarapan berat yang murah meriah ini.

DSC_0274Dari hotel ke bandara naik taxi, dan kami tiba di krabi jam 15.20. Nyampe hotel langsung sholat dan buru-buru ke Ao Nang beach demi mendapatkan sunset. Sunsetnya sih dapet, tapi langsung badmood duluan karena ditipu tuk-tuk 60 THB ke pantai. Ya sudah lah… Namanya juga ngejar sunset, walau sebenarnya dapet free shuttle bus dari hotel yang jadwalnya 1 jam sekali.

Mau cari makan malam disini gak sulit karena mayoritas penduduknya muslim. Pertama tiba di Ao Nang kami makan malam di Bamboo Restaurant yang harganya lumayan mahal.

Day 4

DSC_0312

10484777_10203335263279110_6266180482675081521_nKami pesan tour ke Phi phi Island dan Maya Bay dari hotel. Ternyata hotel tempat kami menginap (Ao Nang Cliff View Resort) dan Baraccuda Tour, satu pemilik. Jadi kami lumayan dapat harga yang murah dibanding yang lain. Pelajaran keempat, gak usah repot tanya sana sini kalau mau ikut tour, tanya aja sama hotelnya.

Makan malam di salah satu restauran Italy di pinggir pantai Ao Nang, Beccofino Restaurant, yang harga pizzanya ramah kalii…

Day 5

10668802_10203339658908998_4875740916704335142_oHari terakhir di Ao Nang, bertepatan hari Jumat. Kami nyobain sholat di mesjid terbesar disini. Makan siang di pinggir jalan aja, nyobain tom yam dan pad thai yang rasanya mantap dan murah meriah pulak.

????????SONY DSCSebelum balik ke Bangkok, kami eksplore hotel. Ada kolam renangnya tapi gak sempat berenang disini. Ya sudah, buat sesi foto-foto aja…

Day 6

????????Nggak ke Bangkok namanya kalo gak pake acara belanja-belanja, dan wajib mengunjungi Chatuchak Weekend  Market yang buka hanya di hari sabtu dan minggu. Pengalaman dari perjalanan tahun 2012 yang lalu, belanja akan membuat kaki gempor segempor-gempornya, jadi pelajaran ke lima, carilah penginapan yang dekat dengan BTS supaya gak capek kali jalan apalagi ditambah bawa beban belanjaan yang berat, tentu aja yang dekat dengan makanan halal juga. Kami menginap di King Royal Garden Inn yang tepat berada di bawah BTS Surasak. Hotel jadul tapi bersih, fasilitas lengkap dan kamarnya luas kaliii… ada bedthub dan kulkas segala.

SONY DSCGak sempat foto-foto di Chatucak karena heboh belanja, cuma ada foto di Saman Restaurant. Banyak pilihan makanan disana tapi ujung-ujungnya pesan bakso. Bakso disini beda, rasanya hambaaarrr…. Karena micin, garam, cuka, disajikan diatas meja bersamaan dengan kecap, saos, dan cabe bubuk. Jadi kita disuruh meramu sendiri.

Day 7

Balik lagi ke Chatucak, soalnya semalam belom puas 😀

????????????????Malamnya kami ke Asiatique. Ini salah satu tempat paling favorit buat foto-foto, sunsetnya bagus! Nggak lupa naik Bangkok eye, salah satu wish list di Itinerary :D. Untuk ke tempat ini sangat mudah, ada free shuttle boat setiap 15 menit sekali di jam 16.00 – 22.00 dari BTS Saphan Taksin.

Day 8

Selama di King Royal Garden Inn kami sarapan dengan oat meal pake ikan teri kacang tanah karena takut makanan yang disiapkan hotel gak halal. Sebelum berangkat kesana kemari perut udah dalam keadaan kenyang. Sebenarnya di luar hotel ada jual buah, tapi takut mules karena gak diisi protein.

????????

Biar gak kelihatan belanja mulu, kami ke Jim Thompson House dan Museum. Jim Thompson adalah warga kebangsaan Amerika yang pada awalnya datang ke Thailand dikirim oleh negaranya sebagai prajurit. Belakangan Jim Thompson sangat tertarik dengan Thailand dan menjadi pengusaha sutra. Jim Thompson menetap di Thailand dan mendirikan rumah yang selesai pada tahun 1959, bayangkan dia tinggal sendiri di rumah sebesar itu. Hobinya mengkoleksi barang antik dan kehidupannya menjadi misteri hingga saat ini. Jim Thompson menghilang saat melakukan perjalanan ke Malaysia tahun 1967. Kini rumahnya dikelola oleh pemerintah Thailand dan dijadikan Museum. Dan seperti biasa, gak bisa bawa kamera ke dalam karena semuanya dititip di loker.

Dari Jim Thompson kami jalan kaki ke MBK buat makan siang di food courtnya. Kirain bakalan murah, tapi ternyata disinilah tempat kami makan paling mahal 😦

Day 9

????????Tanpa direncanakan kami ke Lumphini Park buat sesi foto. Lumayan lihat yang hijau-hijau buat refreshing. Makan siang di Beirut Restaurant yang lokasinya masih disekitar sini. Restaurant ini adalah rekomendasi penduduk muslim lokal disini. Rasanya? kalau lapar semuanya enak kok… 😀

10750101_10203365275869406_2988396379855284455_oSetelah itu kami Terminal 21 yang tak sesuai harapan dan lanjut ke Platinum, cuma buat liat-liat aja kok… *umpetin tas belanjaan*

Day 10

10846444_10203370039548495_3633840273492191013_nSebelum pulang kami  mencoba Muslim Restaurant yang dekat dengan hotel. Hari-hari sebelumnya kami udah kesini tapi tutup mulu, ternyata restauran itu buka dari jam 7 pagi hingga jam 6 malam. Jelas udah tutup lah kalau kesitunya malam. Pelajaran keenam, sebelum mengunjungi tempat, ada baiknya searching dulu di google untuk liat jam buka dan biayanya.

????????

Akhirnya impian menggunakan berbagai macam transportasi selama disini tercapai. Kami tiba di Medan jam 18.35 dengan bawaan yang beranak pinak 😀

Itinerary Bangkok 1-10 Dec 2014

Entah kenapa kali ini aku begitu bersemangat, perjalanan masih 2 bulan lagi tapi udah heboh buat itinerary, berbeda dengan perjalanan-perjalanan sebelumnya. Saat ke Bangkok tahun 2012 lalu aku berjanji akan kembali ke tempat ini untuk:

  1. Puas-puasin belanja pernak pernik rumah (dulu belum punya rumah sendiri, alhamdulillah kesampean belanja buat rumah sendiri) di Chatucak.
  2. Lanjutin perjalanan ke Phiphi Island melalui Phuket.
  3. Mengunjungi floating market tempat syutingnya “Princess Hours” dan “City Hunter”
  4. Dinner Cruise.

Lumayan banyak ya wishlist-nya, semoga si ayang gak pusing…. hehehe…

Lagi-lagi berbekal tiket murah, kami berangkat lagi ke bangkok dan bakalan jalan-jalan disana selama 10 hari. Tentu saja mengunjungi Phiphi Island, tapi melalui Krabi. Karena setelah membaca beberapa artikel, Krabi tempat yang paling cocok buat kami yang tidak begitu menyukai keramaian. Tapi aku gak berharap banyak saat di Phiphi Island, sepertinya tempat itu selalu ramai. Ini dia Itinerary versinya aku, yang harap maklum aja banyak acara belanja-belanjanya…

Day 1 –> KNO-DMK, 1415-1610

  • Naik bis 29 (6 THB non AC, 16,5 THB AC) ke Hua Lamphong
  • Naik bis 3/53/65 turun di Mongkol Pradit จังหวัด กรุงเทพมหานคร (Nginap di Penpark Place)
  • Hualamphong-PenparkPenpark-Khaosan Road

Day2 

  • Vimanmek Mansion, buka jam 9.30-15.00, 100 THB, naik bus 3/3/32/33/51/65 ke  ถนน สามเสนVimanmek Mansion
  • Forensik Museum di Siriraj Hospital, buka jam 9-16, 40 THB               Musium Forensik
  • Wat Arun, buka jam 8-17.30, 50 THB.                                                                             Wat Arun

Day 3-4 –> DMK-KBV, 1400-1520

  • Airport-hotel 150 THB (bus, 1 jam) 600 THB (taxi, 30 menit)
  • Nginap di Aonang Cliff View Resort                                                                 Aonang Cliff View Resort
  • Paket tour ke Railay beach 200 THB, ke Phiphi Island & Maya Bay (8 pulau, lunch, snorkeling) 1000 THB.

Day 5 –> KBV-DMK, 1425-1545,

  • Naik bus 29 (6 THB non AC, 16,5 THB AC) ke MRT Hua Lamphong
  • Naik MRT pindah di Si Lom ke BTS Surasak (Nginap di King Royal Garden Inn)King Royal Garden Inn

Day 6

  • Jim Thompson, exit 1                                                                               Jim Thompson
  • MBK                                                                                                        MBK
  • Asiatique, dari BTS Saphan Taksin free shuttle boat ke Asiatique dari jam 1600-2330

Day 7, Chatucak Weekend Market                                                                  Chatucak

Day 8, Damnern Saduak Floating Market (paket tour, 829 THB)

Day 9

  • Terminal 21                                                                                              Terminal 21
  • Loy Nava Dinner Cruise (paket tour 1197 THB)

Day 10

Platinum Fashion Mall, Taxi

DMK-KNO, 1640-18.35

Itinerary dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung kesepakatan dengan si ayang dan persediaan duit di kantong 😀

Salju Panas di Tinggi Raja

Image

Sekitar setahun yang lalu aku lihat seorang teman facebook mengupload foto-fotonya di tinggi raja. Setelah itu aku langsung searching di google dan makin tertarik untuk mengunjungi tempat ini. Aku ceritain ke si ayang, tapi berhubung kata si google jalan menuju tempat ini rusak parah dan hanya bisa dilalui oleh sepeda motor, maka diurungkanlah niat.

Entah ada angin apa, seminggu yang lalu tiba-tiba si ayang ngajak ke tempat ini. Tujuannya cuma satu, buat foto-foto sebentar setelah itu langsung pulang. Stamina dan bekal pun disiapkan. Sebenarnya jarak dari rumah menuju ke tempat ini gak begitu jauh, tapi karena 10 km terakhir jalan menuju tempat ini adalah jalan bebatuan dan lumpur yang berbukit-bukit, jadi memakan waktu lama *sekitar 3 jam* dan terasa melelahkan.

Ini dia tempatnya… Yuk foto-foto narsis dulu…

ImageImageImageTempatnya gak sebagus yang dibayangkan, tapi lumayanlah buat pamer-pamer foto. Masuk ke tempat ini hanya dikenakan biaya parkir Rp. 5000,- tapi saat jalan menuju ke tempat ini, ada beberapa pungutan liar. Untungnya kami berangkat pagi-pagi sekali dari rumah, jadi cuma kena 2 kali pungutan liar yang masing-masing Rp. 5000,-.

Kalau mau ketempat ini disarankan berangkat pagi-pagi sekali, karena lokasinya banyak uap panas, jadi kebayangkan panasnya ketika kita berada di tempat itu pas jam 12 siang dimana matahari lagi terik-teriknya. Yang gak tahan bau belerang, mending jauh-jauh dari sumber air panasnya atau pake masker mungkin bisa teratasi. Tempat ini juga minim fasilitas, jadi jangan berharap menemukan kamar mandi dan tempat makan yang memadai. Persiapkan dari rumah…

Penasaran dengan sejarah tempat wisata ini, berikut aku uraikan hasil searching dari google:

Dolok Tinggi Raja terletak di Desa Dolok Merawan Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. 

Dolok tinggi raja merupakan salah satu pemandian air panas yang masih alami dari sebagian pemandian air panas yang ada di Indonesia.
Kawasan ini telah dilindungi sejak tahun 1924 melalui keputusan bersama raja-raja Simalungun. Kawasan ini merupakan hutan hujan tropis dataran rendah yang subur dan hijau dengan komposisi tegakan pohon yang beraneka ragam.
Keunikan yang khas dari kawasan ini adalah potensi sumber air panas yang berasal dari endapan-endapan kapur yang terbentuk dari proses panas bumi yang mengandung belerang sehingga membentuk teras-teras tanah kapur berbukti, dengan luas mencapai 35 hektar.
Aliran air panas yang menyatu dengan air sungai sering dimanfaatkan untuk mandi karena airnya terasa hangat.
Fenomena alam yang cukup unik akibat adanya panas bumi yang aktif ini, dapat berpindah-pindah tempat. Bukit-bukit hasil endapan kapur yang terlihat sudah tidak aktif lagi, sewaktu-waktu dapat kembali aktif. Hal ini menunjukkan kondisi panas bumi dan bukit-bukti kapur tersebut tidak stabil.

Ketidakstabilan inilah yang menjadikan perlindungan kawasan menjadi sangat penting untuk tetap dijaga kelestariannya, demi kestabilan ekosistem hutan dan kawasan sekitarnya.

– Sumber: http://www.griyawisata.com/nasional/sumatera-island/artikel/salju-panas-dolok-tinggi-raja-yang-luar-biasa#sthash.7p2Eeem2.dpuf

Singapore, 30 November – 4 Desember 2013

Sebelum berangkat, gak ada persiapan yang matang selama di Singapore mau kemana aja. Gak ada bikin itinerary, cuma buat checklist tempat-tempat yang pengen dikunjungi selama disana. Mikirnya sih, ini negara kecil… Komunikasi juga gampang, tinggal cas cis cus bahasa linggis juga kelar *sodorin si ayang*, beda dengan ke Bangkok tahun lalu.

Yang lebih bikin nyantainya lagi, ada aplikasi yang namanya GoThere.sg, yaitu aplikasi panduan jalan-jalan selama disana. Jadi kita tinggal buat dari mana mau kemana, buzzz…. langsung muncul petunjuk perjalanan, mau pake mrt atau bus, biaya yang dikenakan, plus perkiraan lama perjalanan. Asik yaahhh…. Untuk penjelasan lebih lengkap tentang aplikasi ini, silahkan kunjungi blognya Kokoh. Tapi gak dijamin gak bakalan nyasar yah, soalnya ada yang ngitungin jumlah bus stop sesuai petunjuk GoThere dengan mata ngantuk, alhasil kelewatan 2 bus stop… uhuk….

Image

Changi Airport

Tiba di bandara Changi sekitar jam 11 dan langsung excited foto-foto di dalam bandara. Soalnya ada banyak taman disini. Sayang gak sempat explor lebih jauh lagi, padahal katanya ada taman kupu-kupu dan taman bunga matahari disana.

Image

Changi Airport

Selama disana, alat transportasi yang kami gunakan adalah MRT dan Bus. Cukup dengan membeli EZLinkCard seharga 12 SGD/orang kita bisa menikmati kedua alat transportasi tersebut. Kirain 12 SGD cukup buat jalan-jalan 5 hari disana, tapi ternyata harus top up (isi ulang) 2 kali lagi yang tiap top up biayanya 10 SGD. Mahal yess…. Tapi kita benar-benar nyaman di MRT/Bus. Kalau mau jalan kaki juga ok, Singapore sangat nyaman buat para pejalan kaki, tapi kalau jaraknya jauh ya tetap gempor lah….

Image

Di MRT dan Bus

Dari daftar checklist yang aku buat, sebagian besar tempat belanja-belanja, karena konon katanya Singapore surganya belanja. Kalau yang doyan barang-barang fashion branded, mungkin ia… Tapi buat aku yang masih mikirin cicilan rumah, ya gak bisaaaa…. :))

Image

Little India, Chinatown, dan Kampong Glam

Little India, Chinatown, dan Bugis katanya tempat belanja yang murah meriah. Tapi aku tetap gak rela beli kaos abal-abal ” I Love SG” seharga 5 SGD. Jadi kita mejeng aja disini sambil numpang foto. Pernak pernik IKEA lucu-lucu dan murah meriah katanya, tapi bagiku masih lebih lucu dan murah meriah Informa dan AceHardware disini. Anchorpoint mall, tempat beli barang-barang branded dengan harga grosir, lumayan si ayang borong beberapa kaos dan aku menjinjing tas yang sebenarnya harganya gak murah-murah amat. Mungkin kalo saat kesini nilai tukar SGD gak selangit (9600), akan beda rasanya.

Walaupun gak hura-hura amat, tapi aku sangat menikmati pengalaman jalan-jalan disini.

Image

Clarke Quay

Image

Clarke Quay

Image

Clarke Quay

Image

Clarke Quay

Image

Raffless Park

Image

Orcard Road

Image

Image

Marlion Park

Image

Marlion

 

Image

View from Marlion Park

Image

View from Marlion Park

 

Image

Orchard

Image

Marina Bay Sands

Image

Garden By The Bay

Image

Garden By The Bay

Image

Garden By The Bay

Jalan-jalan dadakan: Simalem

Image

Udah lama pengen jalan-jalan ke daerah brastagi, soalnya terakhir kesana waktu masih pacaran sama si ayang *bener gak sih? lupa lah…* Kali ini tujuan ke sana adalah nyari bunga buat rame-ramein isi taman di rumah, tapi apa daya….

Awalnya si kakak, emak dan adik udah lebih dahulu nyampe dan nginap di daerah brastagi. Karena satu dan lain hal, aku yang butuh liburan *tsaahh..* ini akhirnya menyusul ke sana tanpa menginap alias pulang hari. Tujuan utamanya langsung ke Simalem Resort. Di tv rame berita gunung Sinabung yang erupsi, lumayan was-was juga, tapi tetap jalan teruusss…. Karena si kakak yang sudah lebih dahulu tiba disana meyakinkan gak ada apa-apa. Oke lah… Jalan…

Simalem Resort letaknya sekitar 35 km dari kota brastagi. Kalau jalannya mulus bak kulit putri kahyangan sih gapapa, tapi ini jalannya lagi diaspal, jadi pake sistem buka tutup yang lumayan bikin macet. Nyampe disana gimana? Pemandangannya keren! Lihat nih…

Image

Image

Image

Morning Glory-nya warnanya cantik dan gede-gede

Tapi sayang, begitu tiba disana kok aku gak merasa excited, mungkin karena kelelahan di jalan, laper, plus di sambut oleh satpam yang tak bersahabat. Gapapa, yang penting pernah ke sini. Soalnya buat menikmati pemandangan ini, pengunjung dikenakan tiket masuk yang mahaaalllll……

Trus cita-cita beli bunga batal karena harganya mahal-mahal dan tak sesuai dengan hati…

Wisata alamnya udah siap, sekarang pengen wisata belanjaaa… *senangnya membayangkan minggu depan akan menginjak Singapore*

Belajar jalan-jalan ke Singapore sebelum mengunjungi Korea-Jepang

Set dah judulnya…. hoahaha…

Hampir sebulan lagi kami liburan ke Singapore dan akhirnya kemarin udah booking hotel untuk penginapan selama disana. Biaya hidup di Singapore adalah biaya hidup tertinggi di Asia Tenggara, jadi udah jelaslah gimana aku uring-uringan memikirkan biaya belanja disana… eh?! Setelah ngubek-ngubek agoda, tripadvisor, dan baca-baca segala macem artikel tentang Singapore, hotel yang sesuai dambaan hati pun sudah digenggaman walau harganya…

Ilustrasinya begini, 400.000/malam kalau di Bangkok aku udah bisa bobok nyenyak sama si ayang di hotel sekelas Ibis. Tapi kalau di Singapore, 400.000/malam hanya bisa dapet dorm sederhana di kawasan Bugis, itu pun untuk 1 orang, kalau kali dua? *kantong koyak* Belum lagi aku yang banyak maunya, gak mau di dorm, harus double bed, dan kamar mandi ada di dalam. Bukan apa-apa, ribet sekali rasanya kalau harus sharing kamar tidur dan kamar mandi dengan orang asing, apa lagi aku yang berhijab ini.

Kalau kita acak-acak google, kita akan banyak menemukan tips-tips wisata murah di Singapore, termasuk penginapan. Kalau mau sesuai kriteria seperti yang aku sebutkan di atas, ya hotel bintang dua yang lumayan miring harganya itu adalah group hotel 81 dan group hotel fragrance. Tapi tetap aja masih mahal kalau lokasinya di pusat kota, maka pilih daerah geylang, harga akan jauh lebih murah. Memang Geylang adalah daerah prostitusi di Singapore, tapi untuk hotel sekelas hotel 81 dan fragrance, mereka tetap komitmen menjaga kebersihan dan kenyamanan hotel *begitu kata para reviewer*. Ada lagi yang mengatakan, tempat yang paling nyaman di Geylang itu ada di lorong 2-8. Ok, kita ikutin saran-saran mereka dan booking. Walau tetap aja, hotel sekelas itu dengan harga seperti itu, kalau di Medan bisa bobok cantik di Swissbel Hotel. Tak apa lah…

Nah udah dapet kan bayangan gimana mahalnya Singapore? Ntar makan selama disana gimana? Konon katanya mineral water ukuran sedang aja 1 SGD, yang nilainya sekarang adalah 9.000 rupiah. Ntar aku ceritain lagi kisah kami selama disana di postingan selanjutnya.

*mulai bikin itinerary dengan keyword “belanja murah Singapore”*

*kemudian si ayang pusing*